Ketika Low-Quality-Material Malah Dicari Banyak Orang (Part 1)

SIGN UP

Pernah ga, punya experience ngerencanain jalan-jalan, lalu browsing-browsing hotel-hotel di Agoda atau nyari tempat nginep di AirBnB?

Pernah juga ga browsing tempat makan, terus cari foto-foto ambience sama foto menunya di Zomato?

Ga tau apakah ini cuma aku doang, atau sebenarnya terjadi juga dibanyak orang juga.

Untuk review atau testimony, aku lebih seneng liat foto hotel / tempat tinggal, foto makanan / ambience café, yang justru kualitas fotonya rendah.

Haha is that make sense?

Jadi kalau hotel, biasanya yang dipasang di Agoda atau Tiket dot com adalah:

foto bagus yang menggunakan fotografer dan sudah di touch up di photoshop.

Efeknya tuh hotel terlihat bersih, terlihat baru dan mengkilap.

Padahal..

Aku butuh gambaran kondisi hotelnya yang terbaru.

Contohnya: Kamar mandinya bersih atau engga? Cat dindingnya banyak yang kelupas atau engga? Kolam renangnya gimana? Ada noda di bed sheet nya atau engga?

Dan aku biasanya setelah dapet nama hotel dari Agoda, aku cari lagi foto yang low-quality dari hotelnya di Tripadvisor. Makin keliatan fotonya diambil spontan (ga diterangin ato di ubah warnanya), makin kerasa real testimoninya dan membantu aku menentukan jadi booking hotel itu atau engga.

Decision aku terhadap suatu tempat biasanya makin cepat juga kalau foto-foto yang dipost oleh reviewer-nya seragam. Karena aku percaya, ga semua orang rajin edit fotonya. Let’s say 80% tidak touch-up fotonya di tripadvisor atau zomato. Jadi seharusnya foto-foto ini yang representasikan keadaanya sebenarnya saat ini.

Waktu itu pernah juga ngobrol sama praktisi IT,

dia cerita kenapa Wikipedia cukup spesial.

Karena di Wikipedia terbentuk dari komunitas yang bekerjasama (terbentuk secara natural) untuk menciptakan suatu artikel yang berguna bagi orang yang mencarinya.

Wikipedia ini tidak memiliki iklan didalamnya, dan tampilannya dibuat se-simple mungkin.

Pengalaman aku baca Wikipedia sih memang bener-bener tepat guna banget alias to-the-point tanpa basa basi.

Hal ini yang bikin Wikipedia menjadi berbeda dengan yang lain (bukan berarti juga yang lain jelek, tapi setiap website ada cirinya masing-masing dan faktor differentiator nya).

Kerasa ga, didunia yang sekarang kita jalani, orang sepertinya terlalu peduli terhadap aspek visual.

Banyak banget filter foto/video yang tersedia, cuma tinggal KLIK.

Padahal DULU, kalau mau buat filter, harus bikin layering nya di feature “Action” di photoshop jadul *calling all the photoshoper jadul haha*.

“Orang terbiasa untuk melihat sesuatu yang bagus dan sempurna, sampai-sampai suatu hal yang harusnya diambil se-raw mungkin, jadi kehilangan esensinya.”

Sebenarnya, apa esensi dari membaca review atau testimoni (hotel / makanan / tempat, dll)?

Menurut aku, untuk jadi tau pengalaman orang dan yang paling penting melihat keadaannya terkini tanpa rekayasa.

Jadi dengan kehilangan tampilan aslinya, malah menurunkan nilainya.

Tergantung dari apa yang sebenernya sedang kita cari, low-quality-material malah jadi barang yang langka.

More posts