UIArch Lecturers

SIGN UP

Menggagas suatu komunitas mandiri, model UIArch Open banyak tantangannya.

Salah satu tantangannya budaya negative thinking dan pesimis terhadap suatu idea yang tidak mudah untuk dicerna tentunya.

Seorang rekan alumni milenial yang sedang semangat semangatnya membangun komunitas ini, kemaren membisikkan ada seorang senior yang memberi wanti wanti. Hati hati kamu nantinya hanya akan dimanfaatkan kedepannya...

Sejujurnya, miris juga mendengar masukan negatif, tapi egepe.

Untungnya tidak semua alumni senior seperti itu. Narasumber narasumber perintis yang diajak untuk meluangkan waktunya berkontribusi di UIArch Open Lecture memberikan semangat berbeda, optimisme.

Pengalaman profesional itu emas.

Siapapun alumni senior, dikepala mereka ada emas. Pengetahuan itu emas yang nilainya tidak bisa disetarakan dengan hanya uang. Idenya emas emas inilah yang akan dibagikan sesama alumni untuk alumni bagi manfaat alumni itu sendiri. Sesederhana itu idenya.

Gotty, Bamboed, Toga, Jaya dan Yori mau meluangkan waktu untuk bagi bagi emas, karena mereka punya ide yang sama. Kedepan informal education memiliki peran penting bagi siapapun yang haus menimba ilmu.

Bagi bagi emas, ndak perlu hanya dari alumni tok. Diluar sana, sohib lama Eryudhawan juga menangkap ide ini. Yang non arsitek sobat sobat lama diluar sana juga banyak yang bersedia bagi bagi emas di UIArch Open Lecture. Ada Glenn Jusuf (komisaris bank cimb niaga), Ronald Waas (komisaris Gojek), Zafar Idham (komisaris Asuransi Bintang) dan Aussie Gautama (Chairman of the Board Maurel & Prom). Ada Julia pengusaha umuran millenial yang bersedia menjadi host Open Lecture. Kenapa mereka yang dipilih. Karena temen deket dan mereka mengerti saya selalu punya idealisme dalam dunia pendidikan dan selalu punya ide ide gila yang dilempar. Ide yang penuh tantangan.

Kemereka mereka ini kita buang mental minta sponsor, minta uang. Kita alumni seharusnya membudayakan merubah mental tukang minta minta yang ujung ujungnya duit. Budaya baru adalah budaya saling memberi, membangun komunitas mandiri demi perkembangan dunia pendidikan.

Waktu kita ketemu Jusuf Airmas Asri kita lakukan hal yang sama. Airmas Asri sudah terbiasa diminta minta duitnya untuk sponsor kegiatan kegiatan alumni. Kita tidak begitu, kita tidak minta minta ke Airmas Asri. Wadah UIArch ini gunanya membantu rekan2 profesional untuk mempromosikan hasil karyanya, tentang perusahaannya atau sebagai individu profesional. Kita tidak meminta, sebaliknya yang kita lakukan justru terbalik membantu mempromosikan, apapun yang layak untuk diangkat.

Kalau saya menulis disini difooter saya tuliskan profesi saya Internet Consultant. Itu contoh self promotion. Kita harus membudayakan agar tidak malu malu mempromosikan diri sendiri, itu sah sah saja.

What's Next

Saat ini kita sudah punya nara sumber yang bersedia berkontribusi, kita punya beberapa rekan milenial yang bersungguh sungguh mau untuk kontribusi. Pekerjaan yang akan dipersiapkan tidaklah mudah, modalnya hanya komitmen yang bersifat personal tanpa paksaan. Ada pembuatan, penyusunan materi materi yang perlu dipersiapkan ada hal hal teknis yang perlu dilakukan. Diluar sana ini proyek besar yang butuh permodalan, tinggal bayar sana dan sini beres.

Kita disini tidak begitu, modalnya hanya idealisme dan komitmen masing masing pribadi tok. Seperti model Open Source project, UIArch ini tidak ada boss dan anak buah... semuanya boss. Ini murni proses horizontal.

Semakin banyak yang mengerti visi dari Alumni untuk Alumni, sebesar apapun pekerjaan yang mau dilakukan akan menjadi mudah. Model Open Source itu bukan teori didunia sudah terbukti berhasil. Saya tidak berbicara teori, saya termasuk dari sedikit orang Indonesia yang berkecimpung langsung di proyek Open Source skala dunia, bukan skala rt rw.

Bagi yang masih pesimis, atau penuh kecurigaan silahkan tulis disitus ini apa adanya. Jangan kasak kusuk lewat belakang. Ide Open UIArch artinya semuanya Open, terbuka untuk diketahui semua.

Sekali lagi UIArch ini bukan untuk nyari nyari duit, kalo perlu ini wadah buat kita bagi bagi duit.

Ketimbang curiga seperti emak emak cerewet yang suka gosip, lebih baik bantu dengan pemikiran. Bagikan emas yang ada dikepala masing masing. Itu yang disebut Positif Thinking dan Constructive.

Salam,
Monchu
Internet Consultant

More posts