Membangun Portfolio Arsitek diera Digital

SIGN UP

Digital Manager

Kemaren memperlihatkan keseorang rekan report Site Analytics dari situs UIArch. Rekan tersebut tidak punya ide sama sekali apa manfaat dan buat apa report tersebut.

Digital Manager adalah salah satu profesi baru diera digital.

Sebelum era digital hanya perusahaan besarlah yang punya kemewahan memiliki departemen marketing. Promosi koran, majalah, radio dan tv biayanya relatif mahal. Tidak akan terjangkau bagi pengusaha kecil atau professional perorangan.

Sekarang tidak begitu. Digital Marketing bisa dimanfaatkan oleh siapa saja, baik perorangan, perusahaan kecil atau besar akan memanfaatkan profesi yang sama. Biayanya pun jauh lebih murah dengan tingkat jangkauan lebih luas ketimbang media konvensional. Pengertian yang harus dirubah, Digital Manager sama sekali tidak berkaitan dengan hal yang bersifat teknikal IT, ini murni pengetahuan baru didalam ilmu pemasaran.

Arsitek dan Marketing

Dibeberapa negara termasuk Indonesia ada etika yang melarang dokter dan arsitek untuk mengiklankan jasanya. Diera kompetisi yang semakin ketat, etika ini mengakibatkan kendala bagi arsitek maupun dokter dokter muda untuk bersaing dengan yang punya nama.

Tapi ada kiatnya di era digital. Bila kita googling dengan kata kunci "disease symptoms diagnosis" di Internet, akan ada artikel artikel yang menjelaskan masalah itu oleh para pakar. Mereka tidak memasang iklan, tetapi secara halus mempromosikan dirinya. Ini yang disebut Membangun Portfolio di Internet, self-promotion. Metoda yang sama juga bisa dilakukan oleh para Arsitek atau biro Arsitek agar bisa bersaing diera kompetisi yang ketat ini.

Hanya saja tanpa pengetahuan yang menyeluruh tentang seluk beluk Digital Marketing, menulis di Internet tidak pula berarti sukses dalam membangun Portfolio itu sendiri. Disinilah fungsi tools seperti Site Analytics memiliki peran penting sebagai alat bantu, agar seseorang bisa melakukan evaluasi, merancang scenario scenario dan melakukan online campaign sesuai scenario agar efektif mencapai target audiences yang diharapkan.

Portfolio di Internet

Membangun Portfolio tidaklah rumit, yang perlu adalah pengetahuan dasar bagaimana caranya. Buang ide hanya bergantung kepada satu situs tertentu, atau social media saja. Kembali kepada konsep dasar Internet saat awal, yaitu:

The web, berupa jaringan laba laba dimana semua informasi saling berinteraksi satu sama lain...

Artinya manfaatkan semua titik di jaring laba laba saling berhubungan, terupdate, hyperlinks (bertautan) untuk membangun Portfolio di Internet, bukan disitus UIArch, bukan sekedar di Facebook, melainkan di Web.

Judul tulisan juga ada perannya, sebaiknya judul itu adalah informasi yang diinput oleh pengguna Internet.

Judul 'Spatial Design and Hybrid Architecture' memang canggih, tapi itu hanya keyword yang paling banter dicari mahasiswa yang kebetulan mau nulis thesis. Bahasa kerennya; judul seperti itu tidaklah SEO Friendly (Search Engines Optimisation). Sebaliknya judul seperti 'Bagaimana menekan biaya untuk renovasi rumah tua', judul ini lebih merupakan kata kunci yang banyak diinput pengguna di Internet. Artinya, dengan strategi judul yang tepat guna kemungkinan pengguna Internet menemukan Portfolio anda menjadi lebih besar.

Apalagi judul yang memakai bahasa begol seperti 'Yuk gabung ...'. Memang asik, tapi sangat kecil kemungkinannya pengguna Internet memasukkan kata kunci Yuk disearch engines, itu masalahnya. Bahasa gaul bisa ditulis diartikel, sebaiknya jangan dijudul.

Semoga bermanfaat,
Monchu

Internet Consultant
12 April 2019

More posts