Penjurian Anugerah Profesor Gunawan Tjahjono Untuk Jelajah Uma 2019- Catatan Panitia-

SIGN UP

Tanggal 21 September 2019, bertempat di Depok, telah dilaksanakan Penjurian Anugerah Profesor Gunawan Tjahjono Untuk Jelajah Uma 2019. Dari lima karya tulis Arsitektur Vernakular yang diterima oleh panitia (semua berupa skripsi), dewan juri memilih satu pemenang, sebagai pemenang pertama dengan judul karya tulis : Pengaruh Sistem Kepercayaan dalam Pembentukan Permukiman Vernakular (Studi Kasus : Tabu pada Suku Nuanulu, Dusun Rohua). Karya ini ditulis oleh Annisa Noor Khilmia Adkhanti dari Jurusan Arsitektur Universitas Indonesia. Dewan juri memutuskan tidak ada pemenang ke -2 dan ke- 3.

Dari lima karya tulis yang masuk, dua karya tulis merupakan karya arsitektur vernacular, sedangkan tiga karya yang lain masuk ke dalam kategori desain. Karya tulis dengan judul : Implementasi Masyarakat dalam Mempertahankan Arsitektur Vernakular Berbagai Bencana Melalui Pengembangan Kesiapsiagaan, Kreatifitas, dan Inovasi, termasuk ke dalam karya arsitektur vernacular, akan tetapi bahasan karya tulis tersebut terlalu luas, penulis kurang mengali topic ini secara kuat dan tajam. Masih terpaku pada penggunaan data sekunder, bukan data primer, sehingga, tidak sesuai dengan kriteria penilaian juri.

Tiga karya yang dikategorikan desain antara lain dengan judul ; 1) Penelusuran ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernakular melalui Transformasi Jebor menjadi Museum Tanah di Jatiwangi . 2) Model Hunian Vertikal Bantaran Sungai dengan Fasilitas Pengembangan Urban Farming di Kampung Gampingan, Kota Yogyakarta. 3) Kawasan Wisata Ternak Kerbau di Kecamatan Sa’dan Kabupaten Toraja Utara dengan Pendekatan Arsitektur Regionalisme.

Pertimbangan juri memilih karya tulis : Pengaruh Sistem Kepercayaan dalam Pembentukan Permukiman Vernakular (Studi Kasus : Tabu pada Suku Nuanulu, Dusun Rohua) sebagai pemenang pertama antara lain; 1) Penulis mengunakan data primer (data yang diambil dari sumber asli berupa wawancara, observasi, dan kejadian) sebagai data utama dalam bahasan tulisannya dan data sekunder sebagai data pendukung. 2). Mampu memahami konteks topic dengan baik dan menjelaskan Budaya bermukim tradisional. 3). Pengunaan kata, istilah, dan pemahaman baru dalam menyampaikan temuannya, sehingga memperkaya perbendaharaan kata dalam penulisan karya tulis arsitektur vernacular. 4). Sistematika penulisan runut dan menggunakan kaidah Bahasa Indonesia benar dan referensi yang cukup ( pendahuluan, studi pustaka, studi kasus). 5). Pembahasan fokus pada kata kunci yang digunakan ; sistem kepercayaan, tabu, pola permukiman, permukiman vernakular. (tabu yang berhubungan dengan ruang di dalam rumah dan pola permukiman) 6) pemaparannya jelas melalui teks, gambar, dan foto 7).Yang paling menarik, topic ini belum pernah dibahas sebelumnya. Ini merupakan kontribusi yang bagus untuk arsitektur vernacular dan topic ini dapat dikembangkan sebagai landasan untuk pengetahuan tentang pemukiman pedesaan.

Apakah karya yang terinspirasi dari arsitektur vernakular atau berhubungan dengan arsitektur vernakular tidak menjadi bagian dari karya tulis arsitektur vernakular? Harus dibedakan antara karya tulis dan karya disain. Walaupun karya disain tersebut bersinggungan atau terinspirasi dengan arsitektur vernakular, tapi ia bukan merupakan karya tulis. Karya disain yang terinspirasi dari arsitektur vernakular, bukan merupakan arsitektur vernakular karena sudah ada intervensi dari perancang. Padahal yang diinginkan adalah tidak ada intervensi terhadap arsitektur yang dibangun oleh masyarakat. Karya tulis arsitektur vernakular adalah pemaparan karya arsitektur yang dibangun oleh masyarakat. (f).

More posts