Memilih metode pembelajaran Anak di usia Golden Agenya [1]

SIGN UP

Suka-tidak suka dan mau-tidak mau, seorang lulusan departemen arsitektur sekalipun, jika sudah menjadi seorang Ibu, akan care terhadap pendidikan anaknya. Betul?

Nah, sebelum masuk kedalam pembahasan inti dari judul artikel ini, saya ingin memulai dengan empat hal penting yang saya praktikkan dan mungkin berguna bagi orangtua lainnya sebelum memulai proses pendidikan anak di usia pra-sekolah.

Yang pertama: Memahami dengan baik kemampuan kognitif dan kondisi psiko-emosional setiap anak. Yang ke-2, memiliki prinsip untuk tidak memaksakan tercerapnya ilmu-ilmu yang diberikan kepada anak dengan cepat dan baik, alih-alih fokuskan pikiran kita (orangtua) kepada minat & kemampuan anak. Yang ke-3, memiliki target-target besar jangka panjang dari proses mendidik anak usia pra-sekolah ini. Sehingga ketika terjadi hal-hal yang tidak sesuai harapan selama proses pembelajaran anak berlangsung, kita (orangtua) tidak melulu berfokus terhadap hal-hal tersebut lalu abai terhadap tujuan-tujuan jangka panjangnya. Yang ke-4, jadikan proses asistensi pembelajaran anak ini sebagai proses pembelajaran yang menyenangkan, membahagiakan untuk diri kita (orangtua) dan terutamanya untuk anak kita.

Kesemua hal diatas menjadi pertimbangan saya, dikarenakan saya memiliki keyakinan bahwa setiap anak diciptakan "spesial" oleh Allah. Tiap-tiap dari mereka mungkin tercipta dengan kekurangan dalam beberapa bidang, namun juga tercipta untuk memiliki kelebihan dalam bidang lainnya. Oleh karenanya tidak tepat rasanya jika saya membandingkan pencapaian prestasi yang dibuat oleh anak orang lain dengan pencapaian prestasi yang dibuat oleh anak saya. Begitupun sebaliknya.

Dan saya termasuk orangtua yang memiliki optimisme, bahwa proses pembelajaran yang telah kita terapkan pada anak kita dan juga tujuan jangka panjang yang telah kita canangkan untuknya, tidak akan menjadi tidak berguna sama sekali, jika dilandasi dengan hati yang senantiasa ikhlas, kemurnian niat, serta keistiqomahan (keberlanjutan secara fokus dalam jangka waktu yang panjang). Insyaa Allah.

Akhirnya sayapun melakukan pencarian terhadap metode pembelajaran anak yang kira-kira akan cukup efektif untuk anak saya. Diawali dengan membeli buku: "My baby genius" karya Linda Acredolo, Ph.D. & Susan Goodwyn, Ph.D. lalu saya lanjutkan dengan mempelajari metode pendidikan Glenn Doman, hingga metode pendidikan Dr. Maria Montessori untuk anak usia pra-sekolah. Tulisan saya pada artikel ini dan artikel-artikel selanjutnya yang berkaitan dengan metode pembelajaran anak, mengacu pada karya ilmiah para intelektual tersebut diatas dan juga beberapa sumber penting lainnya.

Sebagai penutup tulisan ini dan pembuka tulisan berikutnya yang masih berhubungan, izinkan saya mengutip beberapa baris kata dari buku "My baby genius" & quotes dari Billy Graham berikut ini.

"Korteks serebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia. Korteks serebrum bayi yang baru lahir relatif belum matang dibandingkan struktur-struktur subkortikalnya. Namun ketika ia bertambah besar dan berat, cerebral cortex ini mulai menugaskan sel-selnya melakukan pekerjaan spesifik seperti mengatur pola rangkaian-rangkaian penghubung, maka disinilah tingkat kemampuan yang lebih tinggi dari seorang manusia muncul. Jalinan neural inilah yg menghubungkan masing-masing sel dengan berjuta-juta sel lainnya dan mengizinkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan otak manusia. Ke depannya, perkembangan korteks serebrum manusia inilah yang membedakan manusia dari hewan-hewan yang cukup pandai. Seperti adanya kemampuan mengingat (memori), berfikir, berbahasa, berlogika-matematika, dan kemampuan pemecahan masalah yang kompleks". - Linda Acredolo & Susan Goldwyn -

"The greatest legacy one can pass on to one's children is not money or other material things accumulated in one's life. But rather a legacy of character & faith." - Billy Graham -

See you on the next article.

Aqeela's mom.

More posts