Managing heart before Achievement: The importance of sharing a story

SIGN UP

Test-test, 123 test.

Pembaca yang budiman, saya ingin sedikit berbagi pemikiran yang akan saya mulai dengan pertanyaan..

Pernahkah kamu didalam hidupmu mengalami kejadian yang mewarnai perasaanmu, misalnya kejadian tersebut membuat kamu merasa sedih, marah, ataupun memunculkan perasaan yang tidak nyaman?

Atau pernahkah kamu mengalami kejadian yang menyenangkan didalam hidupmu? Yang membuat kamu merasa bahagia, merasa nyaman, diliputi perasaan damai?

Pasti pernah. Kita semua pernah.

Perasaan seorang manusiaadalahsalahsatufaktor yangmenggerakkannya untuk bekerja dan berprestasi. Bekerja tanpa logika akan membuat hasil kerja kita tidak sesuai tujuan yang diharapkan ataupun meleset dari target. Namun bekerja dengan sama sekali mengabaikan perasaan akan membuat pola kerja kita tidak stabil dan bisa jadi akan membuat kita terjerumus kedalam pengambilan keputusan yang salah.

Setiap manusia membutuhkan dirinya seutuhnya untuk terlibat dalam proses pekerjaan yang sedang dijalaninya. Bukan hanya kecerdasan otak yang akan menjadikan sebuah proses pekerjaan berjalan baik dan mencapai tujuan sesuai yang diharapkan, namun juga dibutuhkan keterlibatan perasaan hati.

Ketika manusia mengalami peristiwa-peristiwa tertentu didalam hidupnya yang dimana peristiwa tersebut memberikan warna didalam kehidupannya, maka bisa jadi peristiwa tersebut adalah sebuah kejadian yang memiliki pengaruh terhadap akal logika dan juga perasaan dari orang tersebut. Tidak hanya melalui peristiwa tersebut, orang itu dapat mengetahui solusi yang seharusnya ia ambil ketika nantinya ia menghadapi peristiwa yang serupa di kemudian hari, namun juga ia menjadi belajar mengenali perasaannya dengan lebih baik. Entah itu perasaan sedih, perasaan senang, perasaan marah, perasaan kecewa, maupun perasaan nyaman & bahagia. Sehingga pada titik tertentu di kehidupannya ia akan bisa memilih untuk menghadapi atau tidak menghadapi peristiwa tersebut, ataupun jika peristiwa tersebut adalah sebuah peristiwa yang tidak terelakkan akan terjadi pada setiap manusia, ia dapat memilih langkah apa yang akan ia lakukan untuk menjadikan peristiwa tersebut menjadi peristiwa yang mudah dilalui atau menjadi memiliki nilai dan kebaikan bagi dirinya dan orang lain.

Lalu bagaimanakah keterkaitan antara perasaan dengan berbagi cerita? Bayangkan, jika seseorang hanya menyimpan sebuah peristiwa penting di hidupnya didalam memorinya, kemungkinan besar ia hanya akan menjadikannya sebagai peristiwa yang tidak penting, yang hanya akan berlalu seiring dengan berjalannya waktu. Tetapi dengan ia berbagi cerita, ia bukan saja dapat membuat orang lain belajar melalui peristiwa yang ia alami, namun ia juga dapat melakukan proses belajar yang sempurna untuk dirinya sendiri melalui peristiwa tersebut.

Selain itu melalui berbagi, manusia juga memiliki kesempatan untuk berempati atas perasaan-perasaan dirinya yang timbul oleh peristiwa yang ia alami. Dan dengan dilakukannya empati atas perasaan-perasaan pribadinya, maka seseorang dapat menjadi lebih mudah menerima dirinya dan juga diterima oleh manusia lain. Tingkatkematanganemosidapatdiraihsecaralebihbaikolehmanusiayangmemilikiempatiyangbaikterhadapdirinya. Dan berbagi cerita adalah salah satu sarana yang dapat memunculkan empati terhadap diri sendiri. Tentu saja kita sebagai masyarakat di negara yang beragama memiliki batasan-batasan jelas yang mengatur tata kehidupan kita. Dan yang saya ketahui, sepanjang sebuah perasaan empati tidak bertentangan dengan norma-norma sosial, hukum, maupun kesusilaan, maka masih menjadi termasuk hal yang diperbolehkan oleh setiap agama dan baik bagi manusia.

Dengan berbagi & menerima cerita, seseorang dapat mencerdaskan orang-orang lainnya atau paling tidak melatih nalar dan membuat mereka belajar serta mengambil pelajaran dari peristiwa yang kita lalui. Dan hei, bukankah pelajaran yang kita terima di kampus adalah serangkaian hasil kesimpulan yang dibuat dari analisa maupun uji coba materi yang telah dilaksanakan oleh orang-orang yang telah melakukan uji coba atau analisa tersebut sebelumnya, lalu mereka berbagi cerita mengenai hasil karya tersebut terhadap masyarakat luas? Bagaimana sekiranya jika para intelektual ini memutuskan untuk tidak berbagi cerita mengenai hasil karya ilmiah mereka? Dan bagaimana jika sekiranya orangtua-orangtua kita, guru-guru, saudara, atau teman kita, tidak berbagi cerita mengenai ilmu-ilmu atau peristiwa-peristiwa berharga yang mereka ketahui atau pernah mereka lalui di masa hidupnya terhadap kita?

Akankah kita cukup tercerdaskan saat ini, hanya dengan mengandalkan eksperimen-eksperimen pribadi dari hidup kita saja? Akankah kemajuan teknologi dan peradaban manusia saat ini, dapat kita raih? Pasti kita tidak lagi sangsi bahwa berbagi cerita, memiliki kontribusi hingga tingkat dimana hal tersebut dapat memajukan peradaban sosial dan kemajuan teknologi yang saat ini dapat kita lihat, bukan?

Seorang manusia dapat melestarikan nilai-nilai kebaikan terhadap generasi penerusnya juga dengan berbagi cerita. Apa saja nilai-nilai yang sebaiknya ia terus pegang teguh maupun apa saja nilai-nilai keburukan yang seharusnya ia hindari atau ia buang jauh-jauh. Bagiamanakah asal-muasal & sejarah kehidupannya.

Sebagaimana seorang anak yang lahir dalam keadaan serupa dengan kertas putih yang bersih, jiwa seorang anak butuh dilukis dengan nilai-nilai kebaikan yang akan membuat dirinya ketika dewasa kelak memiliki pedoman dalam meniti perjalanan kehidupannya. Mengutip pakar parenting anak Elly Risman, komunikasi antara orangtua dan anaklah yang memiliki peran penting pada fase pertumbuhan ini. Maka masihkah kita menganggap berbagi cerita sebagai hal yang tidak penting? Memulai kebaikan dengan niat baik dan hati yang ikhlas dari sebuah hal kecil seperti berbagi cerita, insyaa Allah akan membantu kita didalam menghasilkan karya-karya yang besar.

....bersambung ya....

See you on the next article

More posts