Budaya malas membaca vs budaya sok sibuk

SIGN UP

Jikalau Anda mempunyai cita cita menjadi seorang dokter seperti yang suka disebutkan di dalam sebuah iklan produk susu. Diceritakan kalau itu adalah jawaban dari seorang anak yang ingin cepat tumbuh dewasa. Ingin cepat besar seperti papa mamanya. Dan jangan kuatir, bagi yang takut dengan darah atau melihat jarum suntik, sempat diberikan pilihan profesi lain : pilot atau menjadi seorang arsitek. (Aduh... bangga rasanya disebutkan kata kata arsitek yang lahir-tumbuh dari lulusan arsitektur ).

Saya lulusan arsitektur. Tapi bukan seorang arsitek.

Namun waktu kecil itu, saya tidak terpikirkan untuk menjadi arsitek. Saya hanya mau lulus sekolah dan kerja. That's it!

Which is that's the simple circle of life. Lahir ,tumbuh besar dan mencari penghasilan untuk hidupi diri.

Konon,

para ibu ibu berbondong-bondong membeli susu tersebut untuk membuat cita cita anaknya terwujud. Tentu saja... hal tersebut membuat anaknya yang ikutan menonton iklan susu fenomenal itu.. jadi bersemangat belajar. Menciptakan visi misi ke depannya. Target dan sasaran. Dan action plan demi mewujudkan harapan orang tuanya dan ibunya pada khususnya karena telah berani men-stok susu formula tersebut untuk 2-3 bulan ke depan, agar tidak sampai kehabisan stok.

Tidak berhenti sampai disitu...

Susu yang tadinya diminum sehari dua kali, kini di campur sedikit di masakan. Idenya sepele, biar papa dan mamanya bisa kecipratan sedikit dari secerca yang bisa mereka serap... (entah apalah namanya itu)... hingga kini mereka pun belum menemukan kata itu.

Konon yang lain, berbicara mengenai bagaimana anak anak itu dari yang tidak gemar membaca... jadi sedikit mau tahu dan harus mulai membaca. Karena di sekolah waktu belajar dari jam 7 pagi hingga 2 siang, tidak cukup membuat para murid mencerna tulisan tulisan di dalam sebuah buku yang lebih banyak diceritakan/di redefinisikan oleh sang guru.

Jadi tinggal memilih... cukup dengar dan terima dari sang guru? Ataukah mencoba membedah isi buku dan memperbandingkannya?

Jadi pentingkah membaca, di saat ada sebuah informasi yang serba instant muncul di depan mata.. dan sifatnya sebatas memberi tahu tapi tidak sampai mengupas lebih dalam?

Apa sih budaya membaca itu? Ketika sudah ada audio dan tampilan gambar berupa video yang jauh lebih menarik.

Malas menjadi kata kuncinya. Nggak mau tahu dan tidak mau mencoba mencari tahu. Tunggu info itu datang dengan sendirinya. Jiwa seperti inilah yang akhirnya membuahkan karakter sok sibuk :)

Sibuk sih sibuk. Siapa sih yang gak sibuk? But kembali ke nilai yang mau di tujunya..mau mudah atau sedikit berlelah?

Effort untuk mau memulai sesuatu itu biasanya akan keluar kalau mudah dan tidak berlelah lelah... dan sok sibuknya akan terpampang kalau tidak mudah dan ujungnya berlelah lelahan.

So, kembali ke susu reformulasi tadi.

Konon yang dulu pernah minum susu itu, daya ingatnya lebih baik. Lebih cerdas, dan punya daya imajinasi yang tinggi.

Masih ingat: dulu di studio arsitektur, teman yang bilang kita sok sibuk siapa?

Karena so pasti, orang itu gemar membaca :D

More posts