A-SH*T-TORTURE: Cara Seru Menertawakan Pilunya Masa Lalu

SIGN UP

Mahasiswa arsitektur tidak akan mimpi buruk.
Benar, karena mereka tidak tidur.

---
Ada berbagai alasan yang menyebabkan kita pernah terjerembap ke jurusan ini.
Ada yang karena masuk pilihan kedua, disuruh orang tua, tertarik karena merasa asyik saat bermain TheSims, atau mungkin karena memang panggilan jiwa.
Tapi siapa sangka kalau ternyata kuliah di arsitektur itu segitu susahnya? Menggambar manual, bikin maket sehari semalam, masih harus belajar sejarah dan struktur bangunan, harus ketemu mata kuliah pilihan lainnya pula. Nggak heran kalau berdasarkan riset psikologi, bersama dengan arsitektur, kedua bidang ini pun menjadi jurusan di
seluruh dunia yang paling berpotensi menyebabkan mahasiswanya depresi atau terkena gangguan jiwa.

Setelah berhasil menyelesaikan empat tahun jatuh bangun di jurusan hasil kawin silang antara arsitektur dan desain interior yang melahirkan jurusan baru di departemen kita yaitu arsitektur interior, saya mencoba mencoba merangkum betapa "nelangsa"nya kuliah di sekolah arsitektur, mulai dari dikejar deadline layaknya Sangkuriang yang harus membuat kapal dan membendung sungai demi menikahi ibunya sendiri, balada begadang diganggu setan, rutinitas masuk angin, kisah pilu saat tergores mata cutter, dan masih banyak lagi keajaiban lainnya yang sudah barang tentu kita alami semua melalui sebuah buku (dan itulah kenapa buku ini saya beri judul A-SH*T-TORTURE).

Tanpa bermaksud menggurui, tujuan saya merampungkan naskah ini sendiri adalah ingin meluruskan beberapa sesat pikir yang terjadi pada orang awam mengenai arsitektur, di mana banyak sekali pendapat di luaran yang meremehkan arsitektur hanya sekadar "jago gambar" dan mengira jasa kita murah dan mudah diberikan label "harga teman".

Buku ini ditujukan bagi siapa saja. Untuk mahasiswa yang baru masuk ke arsitektur, mahasiswa yang sedang menjalani tahun-tahun terakhir dan bingung mau jadi apa nanti, untuk adik-adik kita di SMA yang berniat mencemplungkan dirinya ke dalam dunia ini, juga untuk para alumni yang rindu dan ingin mengenang kekonyolan masa lalunya selama menjalani hidup sebagai mahasiswa arsitektur di Universitas Indonesia.

Buku ini diterbitkan Januari 2019 yang lalu oleh YOI Books, imprint dari Elexmedia Komputindo (Kelompok Penerbit Kompas Gramedia). Nggak usah takut, buku saya ini dikemas dalam tulisan komedi yang ringan, receh, dan nggak bakal bikin spaneng.
Dapatkan secepatnya di Gramedia dan toko buku lainnya (khususnya di rak buku SELF IMPROVEMENT) dengan harga Rp79.800, bisa juga dibeli di marketplace dengan potongan harga yang lebih murah, atau kunjungi juga bit.ly/BUKU-ARSITEG untuk membelinya langsung di Gramedia Online.

Beli sekarang, hari Senin harga naik!

More posts